Senin, 07 Oktober 2013

Pendekatan Quantum Teaching Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Negeri Nomor 131/1 Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari

BAB    I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap.[1]

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.

Seluruh lembaga pendidikan mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan proses pendidikan yang di dalamnya terdapat perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Semua itu dilakukan bertujuan untuk mencetak generasi yang matang dalam segala bidang, baik sains, agama dan pengetahuan lainnya. Sehingga diharapkan anak didik sebagai pusat pembelajaran mampu menjadi manusia bermoral dan berpengetahuan.

Hal ini sebagaimana dasar dan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah ‘ untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab.[2]

Dalam kondisi yang demikian, tentu akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Jika kondisi seperti ini tidak secepatnya ditanggulangi, maka sangat mungkin kualitas sekolah akan menjadi menurun, karena salah satu indikator keberhasilan sekolah adalah mampu mencetak lulusan yang baik.

Berbagai permasalahan pembelajaran yang mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa tersebut, diantaranya terjadi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu tentang ke-Islaman siswa, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan keagamaan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat.

SDN 131/1 Jangga Baru  tempat penelitian ini dilaksanakan, Pembelajaran pendidikan Agama Islam masih cenderung berorientasi pada transfer pengetahuan semata. Hal inilah yang mengakibatkan kegagalan prestasi belajar siswa, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dan menjadikan siswa sebagai objek pasif yang harus banyak diisi informasi. Padahal kenyataannya, siswa yang mempunyai karakter beragam memerlukan sentuhan-sentuhan khusus dari guru sebagai pendidik dan pelatih agar mampu mengambil makna dari setiap informasi yang diterima. Untuk itu guru harus mampu menjadikan mereka semua terlibat dan merasa senang selama proses pembelajaran.

Melihat dari semua permasalahan yang dipaparkan di atas, maka dibutuhkan tindakan yang mampu mencari jalan keluarnya. Diantara solusi adalah penggunaan metode yang tepat, yaitu metode yang mampu membuat seluruh siswa terlibat dalam suasana pembelajaran. Metode mengajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.[3]

Alternatif yang dapat dilakukan oleh seorang guru guna lebih mengaktifkan dan memunculkan prestasi belajar siswa di kelas yaitu dengan menggunakan metode Quantum Teaching. Dalam Metode Quantum Teaching yang berarti pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada dalam diri siswa menjadi sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri siswa itu sendiri maupun bagi orang lain. Disinilah letak pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching, yaitu menggubah bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Karena itulah guru harus tahu apa yang ada pada siswanya.

Begitu juga harus ada kerjasama yang solid antara guru dan siswa, bila guru berusaha membimbing dan mengarahkan siswanya, maka diharapkan siswa juga berusaha sekuat tenaga untuk mencapai hasil belajar. Dalam pelaksanaan metode Quantum Teaching lebih menekankan pada emosional anak, sebagaimana prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam metode Quantum Teaching yaitu "Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkan Dunia kita ke Dunia Mereka". [4]

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Supercamp (sebuah program pemercepatan Quantum Learning yaitu perusahaan pendidikan nasional), pemercepatan Quantum Teaching dapat meningkatkan beberapa hasil daripada proses pembelajaran sebagai berikut;
1.      68 % meningkatkan motivasi belajar siswa
2.      73 % meningkatkan prestasi belajar siswa
3.      81 % meningkatkan rasa percaya diri siswa
4.      98 % melanjutkan penggunaan ketrampilan.[5]

Sedangkan belajar itu sendiri adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.[6] Dan berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah SWT, Islam adalah satu-satunya agama yang diridhoi Allah dan diperintahkan kepada manusia untuk memeluknya. Namun, manusia dengan segala kelemahan yang ada padanya tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, tanpa bantuan pihak lain untuk selanjutnya mampu membimbing dirinya sendiri.[7] Masalah-masalah sosial diharapkan dapat diatasi dengan mendidik generasi muda untuk mencegah penyakit-penyakit sosial seperti kejahatan, pengrusakan lingkungan, narkotika, pergaulan bebas dan sebagainya.
Dengan metode Quantum Teaching dapat memberikan motivasi supaya menjadi meningkat prestasi belajar dalam pembelajaran terutama dalam pendidikan agama Islam. Melihat latar belakang diatas maka penulis mengadakan penelitian yang dilaksanakan di SDN 131/1 Jangga Baru, pemilihan metode Quantum Teaching oleh peneliti sangat sesuai dengan kondisi dan situasi siswa. Karena peneliti memiliki asumsi bahwa tidak ada metode yang terbaik namun yang ada adalah metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.

Berangkat dari permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul Pendekatan Quantum Teaching Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Negeri Nomor 131/1 Jangga Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari”.



[1] Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara, 2001, hlm. 48.

[2] Anonim. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Focus Media, 2006, hlm. 5-6.
[3]  Suryasubroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 1997, hlm. 43.
[4] Bobbi DePorter dkk. Quantum Teaching Memperaktekkan Quantum Learning Di Dalam Kelas. Jakarta: Kaifa, 2000,  hlm.7.
[5] Ibid, h. 4
[6] Azhar Arsyad. Media pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997, hlm.1.
[7] Hery Noer Aly. Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999, hlm. 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar