Senin, 07 Oktober 2013

TAFSIR SURAH HUD AYAT 37

TAFSIR SURAH HUD AYAT 37

ÆìoYô¹$#ur y7ù=àÿø9$# $uZÏ^ãôãr'Î/ $oYÍŠômurur Ÿwur ÓÍ_ö7ÏÜ»sƒéB Îû tûïÏ%©!$# (#þqßJn=sß 4 Nåk¨XÎ) tbqè%tøóB ÇÌÐÈ  
Artinya  :    “Dan buatlah sebuah kapal di hadapan mata-mata kami dan dengan wahyu kami, dan janganlah engkau hadapkan kepadaku dari orang-orang yang zalim itu, sesungguhnya mereka akan di tenggelamkan. (QS. Hud[11]: 37).

A.   Tafsir Al-Azhar
Lalu sabda Tuhan selanjutnya, “Dan buatlah sebuah kapal dihadapan mata-mata kami dan dengan wahyu kami.” (pangkal ayat 37). Disinilah datang perintah Tuhan kepada Nuh supaya segera membuat kapal atau bahtera, yaitu dibawah penglihatan mata Tuhan sendiri. Disebut disini bahwa mata Tuhan banyak yakni kata jama’ lebih dari dua mata. Memang bahwa Tuhan Allah itu bersifat melihat tetapi tidaklah laya di sini kita membicarakan pula apakah yang dimaksud di sini benar-benar banyak mata? Atau berarti penglihatan saja? Artinya bahwa nabi Nuh membuat kapa itu, selalu beliau dipimpin oleh wahyu bagaimana cara membuat kapal itu, karena kononnya, sebelum bahtera Nabi Nuh itu, manusia belumlah pandai membuat alat untuk berlayar.
“Dan janganlah engkau hadapkan kepadaku dari hal orang-orang yang zalim itu.” Artinya janganlah engaku mengeluh lagi atau mengadu jika orang-orang yang zalim itu selalu menganggu dan mengusik engkau bersabarlah engkau mengerjakan pekerjaan membuat kapal itu, karena “sesungguhnya mereka akan ditenggelamkan” (ujung ayat 37).
Lebih engkau bersabar dan janganlah bersakit hati, dan janganlah mengeluh jika ada gangguan dari mereka, karena apabila engkau ladeni gangguan itu, akan terlambar pekerjaanmu, padahal di dalam keputusan Tuhan telah tertentu bahwa mereka akan ditenggelamkan.

B.   Tafsir Ibnu Katsir
ÆìoYô¹$#ur y7ù=àÿø9$# $uZÏ^ãôãr'Î/ $oYÍŠômurur Ÿwur ÓÍ_ö7ÏÜ»sƒéB Îû tûïÏ%©!$# (#þqßJn=sß 4 Nåk¨XÎ) tbqè%tøóB ÇÌÐÈ  
Artinya : “Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zhalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (QS. Hud[11]: 37).

ÆìoYô¹$#ur y7ù=àÿø9$#
Dan buatlah bahtera itu “yakni” perahu
 $uZÏ^ãôãr'Î/
Dengan pengawasan, maksudnya dengan pengawasan kami.
 $oYÍŠômurur Ÿ
Dan petunjuk wahyu kami, maksudnya dengan pengajaran kami kepada mu apa yang harus engkau perbuat (bagaimana engkau membuatnya).
wur ÓÍ_ö7ÏÜ»sƒéB Îû tûïÏ%©!$# (#þqßJn=sß 4 Nåk¨XÎ) tbqè%tøóB    
Dan janganlah kami bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zhalim itu sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.


C.   Tafsir Al-Misbah
ÆìoYô¹$#ur y7ù=àÿø9$# $uZÏ^ãôãr'Î/ $oYÍŠômurur Ÿwur ÓÍ_ö7ÏÜ»sƒéB Îû tûïÏ%©!$# (#þqßJn=sß 4 Nåk¨XÎ) tbqè%tøóB ÇÌÐÈ     
Artinya : Dan buatlah bahtera dengan pengawasan kami dan wahyu kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim, sesungguhnya mereka akan ditenggelamkan. (QS. Hud[11]: 37).

Ketika itulah Nabi Nuh as. mengadu kepada Allah dan bermohon maka, Allah SWT., mengabulkan permohonannya itu dan Allah berfirman; “Buatlah sebuah bahtera untuk menyelamatkanmu dan pengikut-pengikutmu dengan pengawasan kami dan petunjuk wahyu kami dalam tata cara membuatnya, dan janganlah bicara dengan aku dalam bentuk hal apapun tentang orang-orang yang zhalim itu, misalnya dengan memohon agar mereka aku maafkan atau aku tangguhkan, atau ringankan siksa – Ku, karena keputusan – Ku telah kutetapkan bahwa sesungguhnya mereka akan di tenggelamkan.”
Kata ( ìY½ # ) ishna’ terambil dari kata ( ìY½ ) shana’a yang mengandung makna menciptakan sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan hidup yang sebelumnya belum pernah ada, namun bahan untuk membuatnya telah tersedia. Karena itu pula sehingga biasanya yang melakukannya adalah pelaku yang mahir, bukan sekedar melakukan apa adanya.
Kata ( $ZZŠã $/ ) bi a’yunina terambil dari kata ( `Šã # ) a’yun yang merupakan bentuk jamak dari kata ( `Šã ) ‘ain yang antara lain berarti mata selanjutnya karena mata antara lain digunakan untuk mengawasi dan memerhatikan sesuatu, baik untuk mengetahui kesalahan yang diamati maupun dalam arti membimbing dan menghindarkan kesalahannya. Makna terakhir inilah yang dimaksud disini karena Allah SWT., Mahasuci dari kepemilikan alat untuk melihat sebagaimana halnya makhluk. Bentuk jamak disini dipahami dalam bentuk pengawasan dan perhatian penuh lagi banyak.
Kata wahyu dari segi bahasa berarti isyarat yang cepat, yang dimaksud disini bukanlah wahyu dalam pengertian istilah keagamaan yaitu “informasi” Allah kepada nabi menyangkut syariat agama atau semacamnya”, bukan juga firman-Nya yang memerintahkan membuat bahtera, tetapi disini adalah petunjuk praktis tentang cara membuat perahu. Tentu saja, ketika itu pembuatan perahu belum populer, dari sini diperlukan pengetahuan dan pengalaman, dan inilah yang dimaksud oleh kata tersebut.


D.   Kesimpulan
Allah SWT., telah mewahyukan kepada Nuh as. untuk membuat sebuah bahtera atau perahu. Dalam pembuatan bahtera itu nabi Nuh as diawasi dan mengikuti petunjuk wahyu-Nya.
Sebelum diturunkan wahyu untuk membuat bahtera atau perahu manusia sangatlah bodoh dan tidak bisa membuat bahtera itu maka dari itu Allah memberi cara (pengawasan dan petunjuk untuk membuat bahtera itu kepada Nabi Nuh as agar bisa menyelamatkan pengikutnya.

Teknologi yang terdapat dalam surah ini yakni mengenai cara pembuatan bahtera dengan petunjuk dan pengawasan Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar