BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penunjang bagi
keberhasilan pembangunan suatu bangsa untuk membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat, mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
Manusia sebagai makhluk pedagogik yaitu, makhluk
yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik, sehingga
mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung dan pengembangan kebudayaan. Ia
dilengkapi dengan fitrah Allah SWT berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi
dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang sesuai dengan
kedudukannya sebagai makhluk yang mulia. Pikiran, perasaan dan kemampuannya
berbuat merupakan komponen dan fitrah itu. Itulah fitrah Allah yang melengkapi
penciptaan manusia sebagaimana yang difirmankan Allah SWT.:
…4
|NtôÜÏù
«!$#
ÓÉL©9$#
tsÜsù
}¨$¨Z9$#
$pkön=tæ
4
w
@Ïö7s?
È,ù=yÜÏ9
«!$#
4...
( ا لروم :30 )
Artinya
: …“(Tegakanlah)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia berdasarkan fitrah itu tidak ada
perubahan pada ciptaan Allah itu…[1]
Firman Allah SWT yang berbentuk potensi itu tidak
akan mengalami perubahan dengan pengertian bahwa manusia terus dapat berfikir,
merasa dan bertindak dan dapat terus berkembang, fitrah inilah yang membedakan
manusia dengan makhluk Allah lainnya. Tetapi fitrah Allah SWT untuk manusia
disini diterjemahkan dengan potensi dapat di didik dan mendidik, memiliki
kemungkinan berkembang dan meningkat sehingga kemampuannya dapat melampaui jauh
dari kemampuan fisiknya yang tidak berkembang.[2]
Melalui proses pendidikan dan pengajaran potensi
manusia dapat dikembangkan, kemungkinan pengembangan potensi itu mempunyai arti
bahwa manusia mungkin di didik, sekaligus mungkin pula bahwa pada suatu saat ia
akan mendidik. Kenyataan dalam sejarah memberikan bukti bahwa memang manusia
itu secara potensial adalah makhluk yang pantas dibebani kewajiban dan tanggung
jawab, menerima dan melaksanakan ajaran Allah SWT. Ajaran yang dibebankan
kepada manusia untuk melaksanakannya, setiap umat Islam dituntut supaya beriman
dan beramal sesuai dengan petunjuk yang digariskan oleh Allah dan Rasulnya,
tetapi petunjuk yang digariskan oleh Allah dan Rasulnya, tetapi petunjuk itu
tidak datang begitu saja kepada setiap orang, seperti kepada Nabi dan Rasul
melainkan harus melalui usaha dan kegiatan karena itu, usaha dan kegiatan
membina pribadi agar beriman dan beramal adalah suatu kewajiban mutlak.[3]
Usaha dan kegiatan itu disebut pendidikan dalam arti
yang umum. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pendidikan ialah usaha dan
kegiatan pembinaan pribadi. Adapun materi, tujuan dan prinsip serta cara
pelaksanaannya dapat dipahami dalam petunjuk Allah yang disampaikan oleh para
rasul-Nya.
Pendidikan Islam berarti pembentukan pribadi muslim,
isi pribadi muslim itu adalah pengalaman sepenuhnya ajaran Allah dan Rasul-Nya,
tetapi pribadi muslim itu tidak akan tercapai atau terbina kecuali dengan
pengajaran dan pendidikan. Membina pribadi muslim adalah wajib. Dan karena
pribadi muslim tidak mungkin terwujud kecuali dengan pendidikan, maka
pendidikan itupun menjadi wajib dalam pandangan Islam.[4]
Memperhatikan fitrah manusia dalam pembahasan di
atas dapat diketahui bahwa pada usia dini seorang anak adalah merupakan suatu
individu yang harus dibentuk watak dan kepribadiannya. Setelah sebelumnya anak
juga telah manerima dan mempelajari pendidikan itu baik secara langsung ataupun
tidak langsung di dalam keluarganya, khususnya pendidikan yang diperoleh dari
orangtuanya.
Salah satu sikap dasar yang harus dimiliki seorang
anak untuk menjadi seorang manusia yang baik dan benar adalah memiliki sikap
dan nilai moral yang baik dalam berprilaku sebagai umat Tuhan.[5] Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 angka 14
menyatakan bahwa:
Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.[6]
Anak adalah perhiasan hidup
manusia, kekuatan dan keagungan serta benteng pertahanan orang tua. Memberikan
pendidikan dan pembekalan agama bagi anak anak sejak dini, merupakan tugas yang
sangat penting, karena anak-anak penenang jiwa dan penenang hati. Oleh sebab
itu, seharusnya orang tua memperhatikan pendidikan agama anak-anaknya, karena
perkembangan agama pada masa anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak
kecil, dalam keluarga, di sekolah dan lingkungan masyarakat. Semakin banyak
pengalaman yang bersifat agama, (sesuai dengan ajaran agama), akan semakin
banyak unsur agama dalam pribadi anak. Apabila dalam pribadi
anak banyak unsur agama, maka sikap dan tindakan kelakuan dan cara anak
menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama.
Islam sangat memperhatikan terhadap
perkembangan jiwa manusia, terutama pengawasan yang menyeluruh terhadap
pendidikan yang meliputi terhadap individu dan masyarakat. Juga seluruh tahap
pertumbuhan manusia, yaitu; sejak dari masa kehamilan, proses kelahiran, masa tumbuh
kembang, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa (dewasa awal), dan masa tua
(dewasa menengah serta akhir). [7]
Anak-anak bukanlah benda mati yang tidak bisa memberikan penilaian.
Merekapun makhluk independen yang memiliki kelengkapan biologis yang sama dengan orang tua. Mereka
punya hati, punya akal dan punya kehendak. Mereka enggan melihat kemunafikan,
sebagimana orang tua pun enggan melihatnya.
Apabila setiap hal yang diperintahkan kepada anak-anak, terlebih
dahulu orang tua meneladankan sedemikian rupa, sehingga anak-anak akan dengan
tulus melaksanakan apa yang diperintahkan orang tua. Karena yang demikian itu
akan lebih mengenai sasaran. Dalam hal ini pendidikan sangat diperlukan.
Anak usia dini adalah saat yang paling baik bagi
guru Pendidikan Anak Usia Dini untuk meletakkan dasar. Dasar pendidikan nilai,
moral agama kepada anak usia dini walaupun peran orang tua sangatlah besar
dalam membangun dasar keagamaan anak, peran guru Pendidikan Anak Usia Dini juga
tidaklah kecil dalam meletakkan dasar agama bagi seorang anak.
Pengenalan dasar-dasar Pendidikan Agama Islam pada
anak usia dini tentunya diharapkan dapat membentuk dan membangun kepribadian
anak yang bermoral dan mengetahui nilai-nilai keagamaan. Dengan adanya
dasar-dasar keagamaan tersebut seorang anak nantinya akan mempunyai konsep
dasar dalam kehidupan beragamanya yang ia peroleh dari pendidikan agama
tersebut.
Namun pada kenyataannya implementasi dari Pengenalan
dasar Pendidikan Agama Islam itu sendiri tidak semudah dengan apa yang diharapkan
karena juga diketahuinya aspek-aspek tertentu yang dapat menunjang kelancaran
proses Pengenalan tersebut.
Pendidikan Anak Usia Dini Bahagia Desa Karya Mukti
Kecamatan Maro Sebo Ilir sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan
menciptakan anak didik yang berprestasi beriman dan berakhlak mulia. Pemaham
dasar anak terhadap agama tidak hanya cukup dengan apa yang ia peroleh dari
kehidupan keluarganya. Pada dasarnya proses Pengenalan tidak hanya cukup
dilaksanakan hanya sementara waktu saja. Akan tetapi juga merupakan proses yang
berkesinambungan hingga menimbulkan efek yang positif bagi perkembangan anak.
Proses Pengenalan dasar pendidikan agama Islam
di Pendidikan Anak Usia Dini Bahagia memang sudah di laksanakan oleh
para tenaga pendidik. Namun sejauh mana proses Pengenalan itu dapat
mempengaruhi perkembangan prestasi belajar anak belum diketahui, karena setiap
proses pengajaran dan pembelajaran tidak terlepas dari adanya faktor pendukung
dan penghambat. Seperti yang terjadi di Pendidikan Anak Usia Dini Bahagia,
dalam setiap proses pengajarannya juga dihadapkan pada karakter peserta didik
yang berbeda dalam menyerap pengajaran. Seperti halnya proses pengajaran.
Kegiatan Pengenalan dasar juga mempunyai andil yang besar karena merupakan
langkah awal dalam pembentukan watak peserta didik. Penulis ingin melihat lebih
lanjut tentang bagaimana Pengenalan dasar pendidikan agama Islam tersebut dalam
mempengaruhi prestasi anak di Pendidikan Anak Usia Dini yang terdapat di desa
tersebut.
Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis
memandang perlu untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul : “Pengenalan Dasar Pendidikan Agama Islam
Dalam Meningkatkan Prestasi Anak Di Pendidikan Anak Usia Dini Bahagia Desa
Karya Mukti Kecamatan Maro Sebo Ilir”.
[1] Anonim, (2002), Al-Qur’an dan
Terjemahannya. Jakarta: Al-Huda, hal. 408
[2] Zakiah Daradjat, (2011), Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 16
[3] Ibid, hal, 17
[4] Ibid, hal, 18
[5] Reni Hildayani,
(2008). Psikologi Perekembangan Anak.
Jakarta: Universitas Terbuka, hal. 5
[6]
Anonim, (2009). Standar Pendidikan Anak
Usia Dini. Departemen Pendidikan Nasional, hal. 1
[7]
Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, Jakarta : Ba’adillah Press, 2002, hal. 17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar